Senin, 23 Juli 2018

Halalbihalal Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan SD se-Sukolilo 21 Juli 2018

Pesan-pesan Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, M.Ag pada Acara Halalbihalal Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan SD se-Sukolilo

Oleh: Mujianto, S.Pd.I

Beliau mengawali mauidhohnya dengan mengingatkan kita pada program pendidikan Jawa Timur bahwa guru dan khususnya kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai jurus AKIK. Apa itu?
A : Aktif, bahwa guru harus punya rasa antusias dalam kegiatan apapun untuk prestasi dan kemajuan sekolahnya. Dan untuk kepala sekolah, beliau mencontohkan, bahwa kepala sekolah mengawali hari-harinya tidak harus duduk manis di meja kerjanya, tetapi bisa datang melihat lorong-lorong sekolah, ruang kelas bahkan WC sekolah.
K  : Kreatif, adalah kemampuan mengembangkan hingga merubah sesuatu yang sudah ada.
I    : Inovatif, guru mampu menciptakan sesuatu yang baru
K  : Komunikatif, seorang komunikator mempunyai peranan penting bagi pendengarnya. Ketika ada murid yang tidak paham pelajaran, maka tidak boleh menyalahkan murid itu. Bisa jadi kita para guru yang belum tepat dalam pemilihan kata bahasa, intonasi suara sehingga maksud dan tujuan kita tidak tersampaikan ke peserta didik. Beliau pun mencontohkan pengalaman istri beliau yang menyuruh anaknya membeli tempe ternyata yang dibeli anaknya adalah tahu. Beliau pun menyalahkan istrinya bukan anaknya.

Pilih mana
Guru Pintar tapi Suka Telat atau
Guru Biasa - Biasa Saja tapi Rajin?

Pertanyaan itu beliau sampaikan untuk kepala sekolah yang hadir. Dan ada yang menjawab milih guru pintar tapi rajin. Hehe. Tidak ada pilihannya.
Prof. Ali Aziz pun memberi pilihan, memang kalau urusan administrasi, kepala sekolah bisa milih guru biasa tapi rajin. Tapi untuk prestasi sekolah bisa memilih guru pintar tapi telatan. Inipun adalah hal yang salah karena walau pintar tapi guru ini sudah mencontohkan hal yang salah.

Happines (kebahagiaan)
Bahagia adalah pilihan dan bersifat subjektivitas, karena semua terletak pada mindset kita.

Kita yang mungkin pernah disakiti oleh orang lain, terus kita belum bisa memaafkan orang itu. Kita pun sakit hati. Pada dasarnya kitalah yang rugi karena kita sudah membawa 1 beban di kepala kita. Maka jadilah orang yang pemaaf, maka andalah pemenangnya.

Beliaupun memberikan ilustrasi yang lain.
Ketika seseorang mengangkat karung yang berisikan pasir 1 kuintal, tentunya terasa berat sekali, tetapi dengan sedikit sentuhan mindset bahwa pasir itu sebentar lagi akan berubah menjadi emas bila tetap diangkat, tentu akan tetap semangat mengangkatnya dan  terasa ringan.
Itulah guru. Guru harus selalu riang, guru harus selalu senang dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada murid-muridnya. Guru bisa memilih salah satu mindset bahwa ketika aku memberikan pelayanan terbaik kepada murid - muridku maka pasti anak-anakku sendiri akan mendapatkan pelayanan yang terbaik juga dari guru-gurunya di sekolahnya.

Beliau mengakhiri mauidhohnya dengan mengutip surat al-Mulk ayat 2 :  "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, dan Maha Pengampun."
Wallahu a'lam bisshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar